JAKARTA, Redaksikota.com – Sekjen Komite Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta mengimbau semua pihak untuk bersama-bersama menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait perselisihan hasil pemilu (PHPU) yang rencananya akan disampaikan pada Senin (22/4/2024) mendatang.
Apapun putusan MK nantinya, Kaka berharap semua pihak dapat menerimanya dengan lapang dada, sebagai suatu hasil dan juga proses dari demokrasi yang tentu tidak ada kata berhenti dalam kehidupan bernegara di Indonesia.
“Pada intinya, kita semua harus terbuka dengan apapun yang diputuskan MK, termasuk juga 8 Hakim MK diharapkan memutuskan sesuatu yang memberikan rasa keadilan,” kata Kaka di Jakarta, Sabtu (20/4).
“Dalam Pemilu itu kuncinya rasa keadilan, karena kalau tidak rasa keadilan sebenarnya tidak perlu Pemilu. Jadi menjamin rasa keadilan, menjaga kedaulatan rakyat yang harus terjaga,” sambungnya.
Kaka lantas mengingatkan, bahwa putusan MK terkait sengketa hasil Pemilu merupakan sebuah keputusan final and binding (final dan mengikat).
Bahkan ia yakin bahwa putusan MK nantinya tak lain adalah sebuah proses dalam demokrasi.
“Jadi harus kita anggap proses ini sebagai proses biasa jadi tidak terlalu dibuat serem. Kan namanya politik tentu saja akan ada pro dan kontra, namanya juga kita berdemokrasi,” katanya.
Lebih lanjut, Kaka juga turut menyinggung terkait adanya potensi aksi-aksi unjuk rasa yang kemungkinan terjadi pasca putusan MK terkait sengketa hasil pemilu 2024. Menurut Kaka, Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi tentu tidak melarang adanya aksi unjuk rasa.
Namun ia mengimbau agar aksi tersebut dapat dilakukan dengan maksud dan tujuan yang jelas, serta dapat berjalan sesuai dengan aturan yang ada. Ia juga berpesan agar aksi dapat dilakukan dengan tatap menghormati pilihan rakyat, dan menjaga independensi hakim konstitusi.
Terlebih, lanjutnya, dalam situasi global yang sekarang ini sedang tidak baik-baik saja, maka seluruh elemen masyarakat sudah semestinya untuk menjaga persatuan dan kesatuan untuk bersama menghadapi berbagai ancaman yang ada ke depan.
“Artinya kita sebagai bangsa sama-sama menjaga, apalagi dalam kondisi rupiah yang agak melayang ya saat ini. Artinya bahwa sangat rentan untuk bangsa ini,” pungkasnya.