Syarief Hidayatulloh: GMO Bukan Musuh, Kunci Kedaulatan Ada di Penguatan Petani

Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI), H. Syarief Hidayatulloh, menanggapi narasi pesimistis soal impor bahan pangan GMO (Genetically Modified Organism) yang belakangan ramai dipersoalkan. Menurutnya, opini yang menyamakan impor produk pertanian GMO dengan “kiamat kesehatan” dan “liang kubur bangsa” terlalu berlebihan dan tidak berdasarkan pada kajian ilmiah yang berimbang.

“Jangan mempolitisasi isu pangan dengan membenturkan kepentingan dagang dan kesehatan publik tanpa dasar ilmiah. Kita perlu melihat kebijakan impor secara utuh, bukan melalui lensa kecurigaan yang tidak konstruktif,” tegas Syarief dalam keterangannya, hari ini

Bacaan Lainnya

Syarief menilai, langkah pemerintah dalam membuka ruang bagi impor bahan pangan, termasuk dari negara produsen GMO seperti Amerika Serikat, merupakan bagian dari strategi jangka pendek untuk menjamin ketahanan pangan nasional, khususnya di tengah tantangan iklim dan produktivitas pertanian dalam negeri yang belum optimal.

“Apakah kita rela membiarkan rakyat kekurangan pangan hanya demi ego politik pangan semu? Yang penting adalah bagaimana pemerintah memastikan sistem pengawasan, pelabelan, dan keamanan produk pangan, baik GMO maupun non-GMO,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa banyak negara maju telah mengadopsi tanaman GMO sebagai bagian dari solusi atas krisis pangan global. Oleh karena itu, menurutnya, yang perlu dikawal bukan penolakannya secara buta, tetapi transparansi, edukasi publik, dan penguatan sektor pertanian lokal agar tidak tergilas pasar.

“Kita justru harus mendesak pemerintah memperkuat petani nasional, memperluas lahan produktif, dan meningkatkan riset benih unggul. Itulah kunci kedaulatan, bukan dengan menebar ketakutan seolah nasi kuning akan jadi artefak museum,” sindir Syarief menanggapi tulisan opini yang viral tersebut.

GPMI, lanjutnya, tetap konsisten mendukung arah kebijakan pangan yang berkeadilan, mandiri, namun tetap terbuka pada inovasi dan kerja sama internasional yang menguntungkan rakyat.

Pos terkait