PPJNA 98 Ungkap Peran Dasco Dibalik Pertemuan Prabowo-Mega Demi Persatuan Bangsa

Jakarta – Pertemuan penting antara dua tokoh besar bangsa, Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri, yang berlangsung di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, tidak hanya menjadi peristiwa politik biasa. Di balik layar, terdapat peran strategis dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang dinilai turut menjembatani momen bersejarah ini demi kepentingan yang lebih besar yaitu persatuan nasional.

Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda, menyampaikan pandangannya bahwa peran Dasco dalam pertemuan Prabowo-Megawati adalah bagian dari kerja senyap tetapi penting dalam diplomasi politik tingkat tinggi.

Bacaan Lainnya

“Dasco adalah politisi yang matang dalam strategi dan tenang dalam eksekusi. Ia bukan hanya Wakil Ketua DPR, tetapi juga tangan kanan Prabowo yang sangat memahami pentingnya menjaga harmoni di tengah dinamika politik nasional. Tanpa peran orang-orang seperti Dasco, pertemuan sekelas Prabowo dan Ibu Mega bisa saja sulit terwujud,” ujar Anto, Rabu (9/4/2025).

Menurut Anto, PPJNA 98 melihat pertemuan tersebut sebagai simbol kematangan demokrasi Indonesia. Ia menyebut bahwa Indonesia sedang memasuki fase krusial pasca pemilu 2024, di mana berbagai potensi polarisasi harus segera dirajut kembali ke dalam bingkai kebangsaan. Dalam konteks inilah, peran tokoh-tokoh yang mampu menjadi jembatan politik seperti Sufmi Dasco Ahmad menjadi sangat penting.

Pertemuan Prabowo dan Megawati sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang relasi politik keduanya, yang sempat berliku sejak era reformasi. Namun dalam politik, tidak ada yang abadi, kecuali kepentingan nasional itu sendiri. Dalam suasana yang lebih akrab dan penuh saling pengertian, pertemuan tersebut dikabarkan membahas sejumlah hal strategis, mulai dari konsolidasi demokrasi hingga pembentukan kabinet yang inklusif dan representatif.

Sufmi Dasco Ahmad, yang juga menjabat sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra, dikenal sebagai salah satu politisi paling tenang dan tidak banyak tampil di depan kamera. Namun justru dari gaya kepemimpinan yang tidak mencari panggung itu, Dasco mampu memainkan peran kunci dalam menjembatani dua kekuatan besar dalam politik Indonesia saat ini: Gerindra dan PDI Perjuangan.

“Bangsa ini tidak bisa terus berada dalam keterbelahan politik yang tajam. Para pemimpin harus bisa saling berbicara, saling mendengar. Di titik inilah Bang Dasco menjadi sosok penting, karena dia dipercaya baik oleh Pak Prabowo maupun memiliki komunikasi yang baik dengan tokoh-tokoh PDIP,” jelas Anto.

PPJNA 98 menilai bahwa semangat yang dibawa oleh Dasco dalam membantu mempertemukan dua tokoh tersebut bukan untuk kepentingan jangka pendek atau politik kekuasaan semata, tetapi untuk menggalang kekuatan nasional dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Dalam konteks itu, Dasco dianggap sebagai representasi dari generasi baru politisi nasionalis yang mengedepankan musyawarah dan dialog.

Anto juga menegaskan bahwa PPJNA 98 siap mengawal agenda-agenda besar kenegaraan yang dilahirkan dari komunikasi politik yang sehat seperti pertemuan ini. Ia bahkan mendorong agar lebih banyak dialog lintas partai dan lintas generasi dilakukan ke depan, terutama di tengah situasi sosial-ekonomi yang menuntut solidaritas nasional yang lebih kuat.

“Kami dari PPJNA 98 menganggap pertemuan ini sebagai fondasi awal yang baik menuju agenda-agenda besar nasional ke depan. Tantangan kita bukan hanya soal politik, tapi juga ekonomi, pendidikan, lingkungan, dan keadilan sosial. Butuh kerja sama semua elemen untuk menjawabnya, dan komunikasi elite seperti ini harus terus dibangun,” tambahnya.

Kini, setelah pertemuan Prabowo-Mega menjadi konsumsi publik, muncul harapan bahwa apa yang terlihat simbolik ini akan berlanjut pada langkah-langkah substantif. Termasuk di dalamnya, penyusunan kabinet yang mampu merangkul berbagai elemen bangsa, menguatkan lembaga-lembaga demokrasi, dan mempercepat pemerataan pembangunan.

Peran Sufmi Dasco Ahmad, dalam konteks ini, bisa saja menjadi lebih besar dari sekadar fasilitator. Ia berpotensi menjadi figur sentral yang menjaga kanal komunikasi antara dua kutub politik yang dulunya berseberangan, tetapi kini tampak membuka diri untuk bersatu.

“Kita ingin melihat bahwa politik Indonesia bukan lagi soal siapa menang dan siapa kalah, tetapi bagaimana semua bisa menang bersama. Itulah esensi persatuan. Dan kami melihat Pak Dasco sudah mulai memainkan peran itu,” tutup Anto.

Pos terkait

Tidak ada produk.