Masyarakat Papua Tegas Tolak HUT OPM: Pilkada 2024 Jadi Momentum Jaga Kedamaian

Oleh: Alfred Jigibalom (Mahasiswa Papua tinggal di Bali)

Pilkada Serentak 2024 menjadi momen penting bagi masyarakat Papua untuk menegaskan sikap mereka terhadap keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ajang lima tahunan ini tidak hanya menjadi kesempatan memilih pemimpin daerah, tetapi juga simbol solidaritas dalam menjaga stabilitas dan kedamaian di Bumi Cenderawasih.

Pilkada 2024: Simbol Perlawanan terhadap Narasi Separatis
Dalam menghadapi isu separatisme, Pilkada 2024 menjadi tonggak kebangkitan masyarakat Papua. Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Papua, Dra. Sipora Nelci Modouw, mengingatkan bahwa 1 Desember sebaiknya diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, bukan sebagai HUT OPM.

“Masyarakat Papua perlu bijak menghadapi ajakan separatis. Narasi ‘merdeka’ yang mereka usung hanya angan-angan tanpa dasar,” tegas Modouw, yang juga putri seorang veteran. Ia menambahkan bahwa semangat persatuan dan identitas nasional harus terus diperkuat demi membangun masa depan Papua yang lebih cerah.

Ancaman Nyata di Tengah Pemilu
Namun, ancaman OPM masih menjadi momok. Baru-baru ini, seorang tukang ojek di Distrik Paniai Timur, Papua Tengah, menjadi korban kekerasan kelompok separatis. Korban ditemukan tewas dengan luka bacok, menambah panjang daftar aksi brutal yang dilakukan OPM.

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri Candra Kurniawan, mengecam aksi tersebut dan memastikan aparat keamanan terus bekerja keras untuk menangkap pelaku. “Kami akan memastikan Pilkada berjalan aman tanpa gangguan separatis,” ujarnya.

Solidaritas untuk Papua Damai
Tokoh adat Kabupaten Tolikara, Karmin Jikwa, menyoroti pentingnya menjaga kedamaian selama proses Pilkada. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu menyesatkan yang dapat memicu konflik horizontal, seperti perang suku.

“Stabilitas wilayah adalah kunci suksesnya Pilkada. Setiap warga Papua memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung pemimpin yang terpilih,” ujar Karmin. Ia juga mengingatkan bahaya simbol-simbol separatis, seperti bendera Bintang Kejora, yang kerap dimanfaatkan untuk memecah belah masyarakat.

Pilkada 2024: Momentum Papua untuk Bangkit
Pilkada Serentak 2024 tidak hanya menjadi ajang politik, tetapi juga bukti kedewasaan masyarakat Papua dalam proses demokrasi. Partisipasi aktif mereka menunjukkan tekad untuk menolak narasi separatis yang hanya membawa perpecahan.

Dengan memilih pemimpin yang tepat, Papua dapat melanjutkan program pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang telah digagas pemerintah pusat. Sikap tegas masyarakat terhadap provokasi OPM juga mengirimkan pesan kuat bahwa Papua adalah bagian integral dari NKRI.

Papua Menuju Masa Depan yang Lebih Cerah
Pilkada 2024 menjadi bukti bahwa masyarakat Papua semakin matang dalam menghadapi tantangan, termasuk provokasi dari kelompok separatis. Solidaritas dan kebersamaan yang ditunjukkan selama proses ini menjadi optimisme bahwa Papua akan terus berkembang sebagai wilayah yang damai, sejahtera, dan harmonis.

Papua yang kuat adalah Papua yang bersatu!

Pos terkait