Melihat Asbabun Nuzulnya, Reuni 212 Kini Tidak Relevan

Jakarta – Aktivis Muda Tangsel Achmad Fanani Rosyidi merespons rencana reuni 212 di Monas. Kata pria yang akrab disapa Awe ini, jika dilihat dari asbabun nuzul munculnya gerakan 212 ini adalah adanya kasus Ahok soal Al Maidah 51.

“Kan dalam beberapa tulisan saya pernah buat dan beberapa komentar juga saya pernah buat, sebenarnya gerakan yang dalam tanda kutip ya sorry kalau agak kontroversial itu ya penyempitan makna keagamaan. Jadi akhirnya mendorong gerakan kriminalisasi kepenodaan agama. Jadi kalaupun misalnya nanti ada reuni 212 saya kira sudah gak relevan bicara seperti itu,” tegas Awe, hari ini.

Bacaan Lainnya

Karena, kata dia, konteks politik nya sekarang sudah makin inklusif tidak mempergunakan lagi politik identitas sebagai basis kampanye di era demokrasi yang sekarang.

“Jadi saya rasa gak relevan lah ketika misalnya mengidekan untuk reuni 212 nanti di tanggal 2 Desember itu gak relevan,” katanya.

Selain itu, kata Awe, di tanggal 2 Desember nanti banyak aktivitas masyarakat mulai bekerja. Dia berharap tidak ada kejadian gesekan yang memanfaatkan situasi tersebut.

“Jangan sampai ada beberapa oknum yang memanfaatkan situasi ya. Memanfaatkan semangat masyarakat soal keagamaan dan didorong ke hal yang tidak baik,” sambungnya.

“Jadi dengan ada reuni 212 ini relevan atau enggak sih dengan mempertimbangkan keamanan masyarakat juga,” pungkasnya.

Pos terkait