IJTI Ingatkan Pentingnya Persatuan & Peran Media Jaga Stabilitas Sosial Pasca Insiden Jelang Pilkada Sampang

Sumenep – Insiden bentrok antar pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Sampan, Madura, Jawa Timur, yang menewaskan seorang pendukung, bernama Jimmy Sugito Putra, menjadi perhatian serius dari berbagai pihak.

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Madura Raya, Veros Afif, menilai insiden ini sebagai pengingat pentingnya menjaga persatuan di tengah dinamika politik.

Bacaan Lainnya

“Kami turut berduka atas kejadian ini. Semoga korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Insiden ini seharusnya menjadi pelajaran bersama agar perbedaan pilihan politik tidak lagi menimbulkan korban jiwa,” ujar Veros, Senin (18/11/2024).

Veros menyoroti peran media dalam menjaga stabilitas sosial pasca-insiden. Ia menegaskan bahwa pemberitaan yang tidak berimbang atau sensasional dapat memperkeruh suasana, terutama di wilayah yang sedang menghadapi ketegangan politik.

“Rekan-rekan jurnalis memiliki tanggung jawab besar untuk menyajikan informasi yang tidak memicu konflik. Kita harus bekerja sesuai kode etik jurnalistik, dengan fokus menjaga suasana kondusif di masyarakat,” tegasnya.

Menurut Veros, berita yang menonjolkan narasi provokatif hanya akan memperburuk situasi. Ia mengajak semua pihak untuk bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, baik dari media massa maupun media sosial.

Veros juga mendorong aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku. Penegakan hukum yang jelas dinilai penting untuk mencegah potensi konflik lanjutan.

“Kami percaya POLRI akan bertindak profesional dan objektif dalam menangani kasus ini. Langkah tegas sangat diperlukan agar masyarakat merasa aman dan tidak terprovokasi,” tambah Veros.

Insiden yang menyebabkan korban jiwa ini menjadi pengingat bahwa Pilkada seharusnya menjadi ajang demokrasi, bukan arena konflik. Veros menyerukan seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pasangan calon, untuk bersama-sama mendinginkan situasi.

“Kedamaian adalah tanggung jawab kita semua. Mari kita jadikan perbedaan pilihan sebagai kekuatan, bukan alasan untuk perpecahan,” tuturnya.

Pasca-bentrok, situasi di Desa Ketapang Laok mulai kondusif setelah aparat keamanan turun tangan untuk meredakan ketegangan. Polisi telah mengamankan beberapa terduga pelaku untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

Kasus ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat Sampang untuk menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi. Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga menjaga keutuhan sosial di tengah perbedaan.

Pos terkait