Isu Habib Palsu Bikin Pengikut Kecewa, Aksi 212 Diprediksi Sepi Peminat

Jakarta – Aksi Reuni 212 dipastikan akan kembali digelar pada 2 Desember 2024, sebagaimana diumumkan oleh Ketua DPP Front Persaudaraan Islam (FPI) Muhammad Alatas dalam aksi Reuni 411 yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Alatas, yang juga menantu dari Rizieq Shihab, menyatakan bahwa acara tersebut akan menghadirkan video-video yang dianggap menunjukkan tindakan kekerasan aparat di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Perjuangan Rakyat Nusantara, Kanjeng Pangeran Norman, menegaskan bahwa aksi Reuni 212 hanyalah ekspresi kekecewaan dari kelompok yang dinilai sebagai “gerbong sakit hati” atas pembubaran Front Pembela Islam. Norman mengingatkan publik bahwa FPI dibubarkan pada era pemerintahan Jokowi, mengacu pada keterkaitan organisasi tersebut dengan gerakan radikal dan terorisme.

Bacaan Lainnya

Bukti-bukti pernah dipublikasikan oleh Mahfud MD saat menjabat sebagai Menko Polhukam, termasuk video yang mengaitkan FPI dengan dukungan terhadap khilafah dan gerakan terorisme. Ia mengungkap bahwa dalam video tersebut, Rizieq Shihab pernah menyatakan dukungannya terhadap beberapa hal dari ISIS, serta terdapat momen anggota FPI menghadiri “baiat massal” ISIS di Makassar pada Januari 2015.

“Dari sini sudah jelas mereka adalah organisasi yang terlarang, dan tampaknya masih ada kekecewaan mendalam karena organisasi ini dibubarkan di era Presiden Jokowi,” ujar Norman pada Minggu (10/11/2024).

Lebih jauh, Norman mengungkap keyakinannya bahwa Reuni 212 mendatang tidak akan menarik banyak massa, mencerminkan tren penurunan jumlah peserta yang sudah terlihat dalam aksi Reuni 411. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh penurunan kepercayaan dari pengikut lama terhadap para pemimpin kelompok tersebut, terutama terkait dengan klaim-klaim sebagai habib.

Sebab, KH Imaduddin Utsman sebelumnya menyatakan bahwa garis keturunan Ba’alawi atau habib di Indonesia, termasuk Rizieq Shihab, tidak memiliki hubungan langsung dengan Nabi Muhammad SAW, yang memicu kekecewaan besar di kalangan pengikut.

“Jadi, habib palsu ini membuat para pengikut merasa tertipu, sehingga banyak yang meninggalkan kelompok itu. Reuni 212 mungkin akan ramai di media, tapi jumlah massanya diperkirakan tidak akan signifikan,” pungkas Norman.

Pos terkait