Tak Punya Esensi, Reuni 411 Hanya Gerakan dari Barisan Sakit Hati

JAKARTA – Pengamat politik, Muhammad Khairul Bahri mengatakan bahwa seruan aksi 411 tak lebih dari aksi demonstrasi untuk kepentingan politik praktis dari gerakan sakit hati. Apalagi dalam materi aksi mereka, dua headline adalah tentang penjarakan Jokowi dan ganyang fufufafa yang dialamatkan kepada keluarga Presiden ke 7 Joko Widodo.

“Saya lihat reuni 411 tak memiliki legitimasi keumatan dalam konteks agama, namun lebih kepada kepentingan politik ya. Bisa jadi ini agenda balas dendam karena dulu ormasnya dibubarkan Pak Jokowi,” kata Khairul dalam keterangannya, Senin (4/11).

Bacaan Lainnya

“Tak ada asumsi lain yang bisa menjadi tesis bahwa ini murni gerakan pesanan dan untuk tujuan politik praktis,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia berpandangan bahwa Aksi 411 tidak akan seramai saat awal-awal Aksi 411 tahun 2016 yang memang memiliki esensi agama, yakni memenjarakan sosok yang mereka anggap sebagai penoda agama, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Terlebih kata Khairul, imam besar FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein bin Shihab juga berhalangan hadir ke Reuni 411 karena sedang berada di Arab Saudi.

“Panutan mereka kan tidak hadir, artinya magnet untuk menarik dukungan gerakan 411 kali ini kecil. Tapi potensi rawan disusupi kelompok yang ingin memanfaatkan situasi ini,” tandasnya.

Dengan demikian, ia berharap aparat keamanan khususnya intelijen tetap mewaspadai potensi agenda susupan lain yang bisa jadi menjadi potensi untuk memicu situasi chaos.

“Kita percaya intelijen kita bekerja dengan sangat baik, aparat keamanan kita akan mengantisipasi gerakan chaos,” pungkasnya.

Pos terkait