Komrad Pancasila Sebut Ada Upaya Gagalkan Transisi Pemerintahan, Minta Masyarakat Tak Terpancing Provokasi HRS

Jakarta – Komrad Pancasila meminta masyarakat untuk tidak terpancing oleh pihak-pihak yang sengaja membuat kerusuhan atau menggagalkan proses transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo.

Termasuk, adanya ultimatum keras Habib Rizieq Shihab (HRS) dan meminta umat Islam asah golok yang tajam terkait isu bakal adanya gerakan Pasukan Berani Mati Jokowi di Jakarta pada 22 September 2024, yang berpotensi adanya gesekan sesama anak bangsa.

Bacaan Lainnya

“Saya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing terkait adanya ajakan-ajakan yang mencoba untuk turun ke jalan, antara bela mati Jokowi kah atau menolak Apel Akbar kah. Karena kalau terjadi benturan yang rugi masyarakat juga dan akhirnya kan yang puas adalah pihak-pihak yang sengaja ingin menggagalkan proses transisi pemerintahan yang mulus,” tegas Koordinator Komrad Pancasila Antony Yudha, hari ini.

Kata dia, kekhawatiran yang ditakutkan akhirnya muncul dengan arahan Habib Rizieq untuk asah golok. Dan ia menduga ada grand desain dibalik penyebaran narasi apel akbar pasukan berani mati pembela Jokowi, dan upaya adu domba.

“Inilah akhirnya kita takutkan terjadi. Apel akbar sampai saat ini tidak jelas siapa inisiatornya dan akhirnya ada yang terpancing sehingga terjadi gesekan di level grassroot,” ucapnya.

Antony mendukung Kepolisian untuk mengamankan tokoh yang mengaku Sukodigdo Wardoyo selaku Koordinator Apel Akbar Laskar Pembela Jokowi. Hal itu untuk menjawab sosok Sukodigdo itu tokoh real atau fiktif.

“Karena yang bersangkutan itu harus bisa mempertanggungjawabkan apakah narasi yang dia sebar itu merupakan kegiatan yang real atau hanya sekedar cari sensasi aja. Makanya kepolisian harus mengamankan Sukodigdo,” pungkasnya.

Pos terkait