Jakarta – Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Dalam aksi ini, setidaknya ada 12 tuntutan yang BEM SI suarakan. Beberapa tuntutan di antaranya meminta Presiden Jokowi untuk tidak cawe-cawe di Pilkada 2024, menolak kembalinya dwifungsi TNI Polri demi demokrasi Indonesia, serta mengesahkan UU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat.
Lalu, mencabut UU Tapera dan revisi kembali pasal-pasal yang bermasalah, mencabut dan merevisi Permendikbud Nomor 2 tahun 2024, serta menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat dan tindak tegas pelaku represifitas kepolisian.
Menanggapi hal tersebut, salah satu sumber terpercaya menyatakan bahwa ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan BEM SI demi kepentingan politik kelompok tertentu, karena menurut informasi yang didapat bahwa pengurus BEM SI mendapatkan dukungan dana dari salah satu pengurus partai untuk melakukan aksi unjuk rasa tersebut.
Di era digital seperti saat ini, menurut dia, para penumpang gelap bahkan bisa menyusup tanpa disadari oleh mahasiswa. Baik melalui tagar-tagar di media sosial, maupun penyebaran konten dan seruan aksi yang dapat mendorong orang lain untuk bertindak.
“Demo mahasiswa tapi yang aktif dan masif menyebarkan seruan aksi dan konten-konten provokasi bukan mahasiswa. Melainkan buzzer, oknum pejabat maupun simpatisan dan kader partai tertentu atas nama mantan aktivis,” terangnya.
Para penumpang gelap demo mahasiswa mulai menggalang dan menggerakkan massa melalui roadshow ke berbagai daerah dengan modus acara diskusi. Padahal tujuannya adalah untuk membakar emosi mahasiswa supaya bergerak melakukan protes dan perlawanan.
“Biasanya mereka menjalin kedekatan dengan pengurus organisasi kemahasiswaan. Bagi adik-adik mahasiswa tentunya sebuah kebanggan bisa dekat dengan tokoh politik dan aktivis tertentu. Nah, kebanggaan itulah yang rawan dimanfaatkan untuk menyusupi aksi atau demo mahasiswa,” ungkapnya.
Ia meminta mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya di seluruh Indonesia agar tidak mudah terprovokasi. Jika harus berdemo, lakukan dengan cara-cara intelek layaknya generasi terdidik. Pemahaman yang baik atas substansi masalah dan jangan sampai menimbulkan kerusuhan, menelan korban dan merusak fasilitas umum.
BEM SI sepertinya lupa bahwa perjuangan mahasiswa adalah murni dan bukannya partisan, apalagi hanya menggunakan kendaraan organ untuk kepentingan pribadi.