Dubes Djumala : Memory of the World UNESCO adalah Momentum Promosikan Pancasila ke Dunia Internasional

Jakarta – “Anugerah Memory of the World dari UNESCO-PBB untuk pidato Bung Karno di PBB yang berjudul “To Build the World Anew” merupakan apresiasi badan dunia itu terhadap Pancasila yang mengandung nilai universal dalam hubungan antar-negara di dunia. Anugerah itu menjadi momentum yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan Pancasila ke dunia internasional”.

Hal itu disampaikan Dr. Darmansjah Djumala, Dewan Pakar BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri di acara bedah buku “Pancasila, dari Indonesia untuk Dunia” di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, 21 Februari 2024.

Bacaan Lainnya

Acara yang terselenggara atas kolaborasi antara BPIP dan UGM tersebut dibuka oleh Kepala BPIP, Prof. Dr. Yudian Wahyudi dan Dr. Agus Wahyudi, Ketua Pusat Studi Pancasila UGM, dan dihadiri kurang lebih 200 civitas akademika UGM.

Acara bedah buku tersebut menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dr. Darmansjah Djumala, sebagai penulis buku, dan Dr. K.H. Marsudi Syuhud (Wakil Ketua MUI) dan Dr. Agus Wahyudi sebagai pembahas buku. Buku “Pancasila, dari Indonesia untuk Dunia” yang diterbitkan oleh BPIP tersebut berisi uraian kronologis mulai dari lahirnya Pancasila 1 Juni 1945 sampai dengan aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia dewasa ini. Juga diuraikan bagaimana nilai Pancasila itu terefleksi dalam kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia baik di tataran regional maupun global.

Dalam pengantar diskusi, Dr. Djumala, yang pernah bertugas sebagai Duta Besar untuk Austria dan PBB, menuturkan penyusunan buku tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada publik tentang relevansi nilai Pancasila dengan kebijakan luar negeri dan diplomasi Indonesia. Memulai paparannya, Dr. Djumala menjelaskan bahwa Pancasila sudah lama diperkenalkan ke dunia internasional, yaitu ketika Bung Karno berpidato di depan Sidang Majelis Umum PBB di New York pada 30 September 1960.

Diungkapkan oleh Dr. Djumala, dengan pidatonya To Build the World Anew, Bung Karno memperkenalkan Pancasila ke peserta Sidang Majelis Umum PBB. Di tengah dunia yang dihantui oleh tarikan kepentingan dan rivalitas dua ideologi besar yang hegemonik dalam konteks Perang Dingin, Bung Karno menawarkan sila-sila Pancasila agar menginspirasi Piagam PBB.

“Sebab, Pancasila mengandung nilai universal dalam fatsun relasi hubungan antar-negara, apa pun ideologinya. Pancasila adalah Ideologi Perdamaian. Dengan nilai-nilai universalnya, Pancasila adalah ideologi yang mendekatkan dan mempersatukan.” ujarnya.

Nilai Pancasila selama ini selalu terefleksi dalam kegiatan diplomasi Indonesia. Kunjungan Jokowi di tengah perang Rusia-Ukraina, peran Indonesia dalam penanganan pandemi dunia melalui Pandemic Fund, dan keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaraan KTT G-20 di Bali, merupakan manifestasi nilai Pancasila dalam diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia.

“Dengan diakuinya pidato Bung Karno tentang Pancasila sebagai Memory of the World oleh PBB, terbuka kesempatan bagi Indonesia untuk lebih memperkenalkan Pancasila ke masyarakat internasional untuk dipelajari relevansi nilainya dengan situasi politik internasional saat ini. BPIP dapat bekerjasama dengan Kemlu dan ANRI untuk memanfaatkan momentum tsb. dengan mempromosikan Pancasila di forum-forum internasional”, tutup Djumala.

Pos terkait