Gagasan Pertahanan Prabowo Subianto untuk Republik Indonesia

Jakarta– Dalam beberapa tahun terakhir, ketidakstabilan geopolitik global telah menjadi perhatian utama dalam politik internasional. Menanggapi tantangan ini, gagasan pertahanan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terfokus pada penguatan postur militer Indonesia.

Mereka berpendapat bahwa untuk mengelola volatilitas geopolitik, penguatan militer harus diimbangi dengan kebijakan luar negeri yang efektif.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di acara Mata Najwa, Juni tahun lalu, Prabowo menekankan pentingnya kekayaan dan kekuatan bangsa yang saling terkait. Menurutnya, pembangunan pertahanan nasional tidak mungkin terwujud tanpa sumber kekayaan yang memadai, dan sebaliknya, kekayaan nasional tidak dapat dipertahankan tanpa kekuatan militer yang solid.

Strategi pertahanan Prabowo-Gibran melibatkan peningkatan kemampuan militer, seperti yang dijelaskan dalam visi dan tujuan mereka. Salah satu tindakan kunci adalah meningkatkan anggaran pertahanan secara progresif.

Data dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukkan bahwa Indonesia, dengan belanja militer hampir 9 miliar dolar AS, berada di peringkat 27 dunia. Namun, proporsi ini hanya 0,7 persen dari PDB Indonesia, salah satu yang terendah di antara negara-negara dengan belanja militer tertinggi.

Mengakui bahwa postur militer Indonesia saat ini belum optimal, pendekatan Prabowo-Gibran menyoroti pentingnya meningkatkan anggaran pertahanan. Saat ini, anggaran tersebut hanya 0,8 persen dari PDB, yang terbatas karena keterbatasan pendanaan publik.

Pengeluaran militer idealnya sebesar dua persen dari PDB, sesuai dengan kebutuhan minimum esensial (MEF) TNI yang diperkirakan hanya 62,31 persen pada 2021 dan diharapkan mencapai 100 persen pada 2024.

Selain meningkatkan anggaran, strategi pertahanan Prabowo-Gibran juga mempertimbangkan kebutuhan alutsista yang dapat dipenuhi melalui produksi domestik dan impor dari negara lain, sesuai dengan dokumen Asta Cita.

Ini bertujuan mempercepat pengembangan industri strategis nasional. Selain itu, ada kebutuhan untuk memperkuat komponen cadangan dan kemampuan tempur.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa Prabowo dan Gibran memahami pentingnya keseimbangan antara pembangunan militer dan kebijakan luar negeri yang bijaksana. Strategi mereka mencerminkan pemahaman bahwa pertahanan yang kuat adalah kunci untuk menjaga kedaulatan dan stabilitas nasional di tengah ketidakpastian geopolitik global.

Pos terkait