Aktivis FRI WP Minta Mahasiswa & Aktivis Papua Agar Tak Mudah Termakan Isu serta Dimanfaatkan untuk Kepentingan OPM

Papua – Peringatan 1 Desember Kemerdekaan Bangsa Papua selalu menjadi alasan untuk memunculkan kembali perlawanan dari masyarakat Papua selama ini, merupakan bukti bahwa masyarakat Papua merasa kurang sejahtera dan kurang diperhatikan terutama kesejahteraan ekonomi. Sedangkan para pejabat pemerintah daerah selama ini hanya bersikap diam. Itu merupakan bukti nyata bahwa pejabat-pejabat tersebut telah menikmati dana baik APBN maupun Otsus dan tidak pernah sampai ke masyarakat.

Charles Kossay, aktivis FRI WP mengatakan bahwa banyak orang tidak mengerti mengenai permasalahan di Papua. Akan tetapi permasalah tersebut selalu disamakan oleh teman-teman aktivis padahal banyak daerah-daerah di Papua yang telah dibantu oleh pemerintah untuk maju. Namun demikian masih ada segelintir aktivis mahasiswa dan LSM di Papua yang tetap menginginkan kemerdekaan. Hal itu yang menjadi pertanyaan besar bagi sebagian orang hingga saat ini. Yaitu kenapa masih meminta kemerdekaan padahal semua keputusan, pekerjaan dan anggaran telah dikelolah oleh orang asli Papua sendiri yang paham dan mengerti kebutuhan masyarakat Papua.

Bacaan Lainnya

Charles mengatakan para pejabat di Papua dianggap memakan hak rakyat, hal ini yang membuat masyarakat Papua tidak percaya dengan pemerintah.

“Masyarakat Papua sebenarnya menerima informasi di media secara mentah-mentah tidak ditelaah terlebih dahulu dan munculnya provokasi sehingga masyarakat Papua ikut-ikutan saja.” ungkap dia.

Ia mengatakan penggiringan opini oleh aktivis kelompok pro kemerdekaan Papua selalu memanfaatkan isu terkait rasis maupun HAM yang terjadi di luar negeri dan dalam negeri. Hal ini dibawa sampai ke Papua sehingga Papua selalu bergejolak.

Charles Kossay juga mengatakan adanya rencana untuk memperingati HUT Kemerdekaan Bangsa Papua 1 Desember nanti oleh teman-teman mahasiswa Papua.

“Saya menghimbau kepada adik-adik mahasiswa Papua untuk tidak termakan isu-isu yang memanfaatkan orang Papua demi kepentingannya sendiri”, tutup Charles.

Pos terkait