Dalam Dunia Kerja, Kaum Disabilitas Masih Mendapat Diskriminasi

images2

Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penyandang disabilitas adalah salah satu kaum yang paling terdiskriminasi di dunia. Mereka sering mengalami kekerasan, prasangka, dan penolakan otonomi, serta menghadapi hambatan untuk perawatan.

Sedangkan di Indonesia, penanganan SDM yang merupakan penyandang disabilitas masih menjadi isu besar baik bagi dunia pendidikan maupun dunia kerja.

Bacaan Lainnya

Mayoritas para penyandang disabilitas kebingungan dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari sekolah. Padahal hak mereka untuk bekerja sudah tertuang dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 yang mengatakan bahwa institusi negara menetapkan minimal dua persen jumlah formasi pekerja bagi para penyandang disabilitas.

Namun, perhatian terhadap isu penyandang disabilitas dalam dunia kerja masih terbatas dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di tempat kerja masih umum terjadi. Peraturan hukum tentang hak-hak penyandang disabilitas seringkali hanya dianggap sebagai formalitas.

Hingga saat ini, masih banyak lembaga dan perusahaan yang mengharuskan calon pekerja memiliki kondisi fisik dan mental yang sehat sebagai syarat untuk melamar pekerjaan. Ketentuan ini tidak bersifat inklusif bagi penyandang disabilitas, sehingga banyak dari mereka tidak dapat bersaing dan berpartisipasi.

Meskipun ada kebijakan dan regulasi yang mengatur hak-hak penyandang disabilitas dan pekerja penyandang disabilitas, dalam kenyataannya masih sering terjadi tindakan yang diskriminatif.

Perlakuan diskriminatif terhadap penyandang disabilitas adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Mereka memiliki hak yang setara dalam mendapatkan dukungan aksesibilitas yang diperlukan untuk memfasilitasi partisipasi penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Hak-hak mereka sama dengan hak semua individu, dan keberadaan disabilitas tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk membatasi hak seseorang.

Upaya Ganjar Pranowo untuk Berikan Akses Pendidikan dan Pekerjaan Semudah Mungkin untuk Penyandang Disabilitas

Ganjar Pranowo merupakan Calon Presiden yang akan memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Hal tersebut Ganjar sampaikan saat mengunjungi YPAC Malang untuk berbagi kebahagiaan dengan para penyandang disabilitas di tempat tersebut pada hari Senin (16/10/2023).

Menurutnya, negara harus hadir membantu kelompok disabilitas agar dapat benar-benar bisa mandiri dan berprestasi. Sebab, pemerintah memiliki amanah untuk melindungi seluruh anak bangsa, khususnya penyandang disabilitas.

“Tugas kita memperjuangkan dan membantu mereka sampai betul-betul mandiri dan berprestasi. Agar kita sesama anak bangsa dapat merasakan hidup di bumi Indonesia yang merdeka bernama Indonesia,” ujar Ganjar Pranowo.

Ganjar sendiri memiliki rencana untuk memberikan peluang lebih besar nantinya kepada teman-teman disabilitas di Indonesia dalam dunia kerja. Pria yang identik dengan rambut putih tersebut menegaskan bahwa pemerintah perlu menerapkan tindakan positif dengan mengatur kuota pekerjaan khusus untuk penyandang disabilitas.

“Ya, kita harus melaksanakan tindakan positif. Sebagai contoh, dalam sektor ketenagakerjaan, perusahaan dan pemerintah perlu memiliki kewajiban, bahkan bisa mempertimbangkan untuk memberikan kuota. Hal ini merupakan tindakan positif yang bertujuan agar penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk bekerja,” ujar Ganjar saat diwawancarai oleh wartawan mengenai pekerjaan bagi penyandang disabilitas pada Kamis (28/09/023).

Selain pengaturan kuota pekerjaan, Ganjar juga menganggap persiapan sumber daya manusia (SDM) yang berasal dari kalangan penyandang disabilitas sebagai sesuatu yang sangat penting. Ini mencakup pelatihan dan peningkatan keterampilan agar mereka menjadi siap untuk mengisi posisi yang ada.

“Nah, kita bisa menyiapkan mereka agar mereka juga siap. Jadi ketemu, yang disini (pemerintah/perusahaan) dipaksa dengan aturan untuk memberikan kuota, yang sebelah sini (kaum disabilitas) disiapkan untuk dilatih agar nanti bisa mengisi kuota,” kata Ganjar.

Ganjar mendorong adanya sekolah inklusi di seluruh wilayah Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan peningkatan sumber daya manusia secara merata, terutama bagi penyandang disabilitas.

Ketika ia menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar telah berhasil melakukan inovasi yang signifikan dengan mengubah SMA dan SMK Negeri di Jateng menjadi sekolah inklusi, di mana anak-anak dengan kebutuhan khusus dapat belajar di sekolah umum. Selain itu, Ia juga meningkatkan kualitas Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di Jateng.

Ganjar menekankan perlunya komitmen bersama untuk memastikan bahwa semua sekolah siap menerima siswa inklusi, sehingga semua individu dapat memiliki akses yang setara. Selain itu, ia menganggap penting untuk memberikan pelatihan dalam bahasa isyarat agar semua orang dapat berkomunikasi dengan baik. Ganjar juga mengajak semua pihak untuk mencintai, menghormati, dan menghargai teman-teman penyandang disabilitas.

Pos terkait