Sarasehan Ormas se-Kota Semarang, FKSB : Utamakan Kerukunan & Kondusifitas, Waspada Manuver Kelompok Intoleran

Semarang – Sarasehan Ormas se-Kota Semarang digelar Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB) yang dilaksanakan di Pendopo Makam Kiageng Sunan Pandanaran yang berlokasi di Jl Mugas No. 6 Mugasari Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (02/05/2023).

Kegiatan sarasehan ini mengangkat tema “Peran Ormas Dalam Pembangunan Kota Semarang”. Hadir dalam acara Sarasehan ini, Sekretaris Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono, SSTP, M.Si., Ketua FKSB Kota Semarang Dr. H. A.M Jum’ai, MM, Pembina FKSB H,Aris Pandan,SE, M,Kom, dan Ketua Ansor Kota Semarang Abdur Rahman (Gus Dora), serta kurang lebih 100 peserta sarasehan terdiri dari perwakilan ormas se-Kota Semarang.

Kegiatan Sarasehan Ormas se-Kota Semarang dibuka oleh ketua FKSB Kota Semarang Dr. H. A.M Jum’ai, MM, dalam sambutannya AM. Juma’i menyampaikan, Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB) bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang melaksanakan kegiatan sarasehan, diharapkan mampu meneguhkan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu juga bisa menjadi ajang silaturahmi dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan ormas keagamaan yang ada di Semarang.

“Alhamdulillah bahwa keberadaan ormas di Kota Semarang ini kiprahnya sangat luar biasa sehingga perlu mendapat apresiasi atau penghargaan sebagaimana Undang – Undang yang mengatur. Apalagi kita masih punya PR yang harus kita kawal bersama yakni Raperda pemberdayaan Ormas.” tegasnya.

“Yang baru kemarin kita lakukan Public Hearing bersama Pansus Komisi A DPRD Kota Semarang tentang Raperda Pemberdayaan Ormas nampaknya 99% kemarin disepakati dan akan disahkan sehingga seluruh ormas yang ada di kota Semarang ini akan terayomi, terayemi dan akan teropeni.” sambungnya.

Ia mengharapkan ketentraman antar ormas di Semarang. Sehingga terwujud perdamaian dan tak akan ada efek negatif. Selain itu juga akan memperluas ikatan kerjasama dengan lembaga lainnya.

“Jadi kalau ormas ini sudah ayem, tentrem Insyaallah ormas di Kota Semarang tidak neko – neko (Tidak berbuat Negatif). Melalui kegiatan ini diharapkan terjalinnya peningkatan kerjasama terpadu dan kesinambungan antara Polri dengan instansi terkait guna terciptanya situasi kamtibmas yang produktif di Jawa tengah.” tukasnya.

Sementara itu Pembina FKSB H,Aris Pandan, SE, M,Kom menyampaikan, kian majemuknya komposisi warga yang tinggal di kota Semarang menjadikan ibukota Jawa Tengah ini berpotensi untuk dijadikan sebagai panggung baru gerakan intoleran yang kalau tidak segera diantisipasi dengan tepatakan memunculkan problem – problem sosial baru. Aris Pandan, mengatakan selama ini masih terkesan gerakan intoleran di wilayah Jateng terpusat di Solo. Namun diam – diam para pelaku aksi intoleran dalam beberapa tahun terakhir ini mulai melirik kota Semarang untuk dijadikan basis gerakannya.

“Semarang berpotensi untuk mengimbangi Solo karena selain sebagai ibukota provinsi yang akses kekuasaannya lebih besar, dari sisi liputan medianya pun lebih potensial dibanding Solo. Selain itu kondusifnya Semarang dapat mendukung persiapan manuver – manuver kelompok intoleran.” ujar dia.

Salah satu tolok ukur Semarang berpotensi menjadi pusat gerakan kelompok intoleran adalah munculnya reaksi – reaksi penolakan terhadap agenda – agenda keagamaan oleh sebuah kekuatan berbasis masyaraat yang sering turun ke jalan menghembus – hembuskan sikap intoleran.

“Fenomena ini harus ditangkap sebagai sebuah potensi ancaman bagi warga dan para pengelola kebijakan di kota Semarang, kalau tidak segera ditangani dengan serius maka tidak mustahil Semarang akan menjadi panggung kedua bahkan bisa menjadi panggung utama gerakan kelompok intoleran.” bebernya.

Untuk menghindari agar intoleransi tidak tumbuh subur di Semarang, perlu ada penguatan karakter bagi warga Semarang selain dukungan dari pengelola kebijakan di kota Semarang. Tanpa adanya langkah sinergitas pimpinan daerah dan rakyat mustahil upaya mencegah gerakan intoleran dapat berhasil.

“Ormas itu sebaiknya seperti madu, dimana dia hinggap selalu dilokasi yang bersih, yang diserapnya pun saripati dan yang dikeluarkannya madu, ibaratnya Ormas itu seperti lebah madu, jika dia memakan maka makanlah makanan yang baik, dan jika mengeluarkan sesuatu juga yang baik, dan bila hinggap di dahan tidak mematahkan ranting yang dipijak, yang esensinya ormas di Kota Semarang diharapkan tidak aneh – aneh.” ucap Aris Pandan.

Sdr. Abdur Rahman (Gus Dora) Ketua PC Ansor Kota Semarang menerangkan, situasi terkini di nusantara dan Kota Semarang pada khususnya perlu disikapi dengan bijak dan seksama. Jeli mengambil sikap dalam bertindak, sehingga tidak terprovokasi oleh kepentingan kelompok atau organisasi tertentu dengan tujuan memecah belah persatuan bangsa.

“Kita menolak perilaku sosial dan segala bentuk kekerasan yang di balut atas nama keagamaan. Ansor dan Banser sebagai kader utama memiliki tugas dan kewajiban mengawal setiap kebijakan dan keputusan Nahdlatul Ulama (NU) sesuai dengan cita – cita luhur para pendiri NU, sejak awal Ansor dan Banser memang dididik untuk menjadi penjaga negeri dan pembela negara, untuk mewujudkan itu Ansor dan Banser siap menjadi garda terdepan dan akan bersinergi dengan Kepolisian,” pungkas Gus Dora.

Dari Kesbangpol yang diwakili Sekretaris Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono, SSTP, M.Si. disampaikan beberapa hal terkait ormas dikota semarang yang terdaftar pada kantor Kesbangpol. Sejumlah 395 ormas yang kesemuanya memilik potensi bergerak bersama membangun Kota Semarang yang semakin hebat, selain itu dalam pengelolaan organisasi kemasyarakatan dinilai baik oleh Kementrian Dalam Negeri.

“Apa yang sudah kita lakukan mendapat penghargaan oleh Kementrian Dalam Negeri sebagai Pemerintah daerah pembina ormas terbaik di Indonesia, kita tidak tahu kedepan akan terjadi apa, maka hal yang sudah baik ini kita bentukan dalam peraturan daerah, atau aturan hukum ditingkat daerah, harapan kami kita semua akan menyengkuyung kota Semarang dengan tagline Bergerak bersama membangun kota. Kami semua yakin dan mempunyai pemikiran bahwa kota ini akan bisa kita bangun apabila kita memiliki visi dan misi yang sama.” ungkapnya.

Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh ormas yang ada dikota Semarang yang selama ini sudah guyub dan seiring sejalan dengan apa yang menjadi program pemerintah untuk masyarakat.

“Kita masih mempunyai PR untuk menjadikan Semarang sebagai kota toleran. Tingkat intoleransi di Kota Semarang masih tinggi. Kita masih kalah dengan Solo, Surakarta dan Magelang sebagai kota yang tercatat toleran, dirinya berharap agar ormas di Kota Semarang utamanya pengurus FKSB yang memiliki perbedaan latar belakang kehidupan tidak menjadi penghalang untuk terus menumbuhkan rasa toleransi di Kota Semarang, selain itu dengan acara seperti ini Kesbangpol meminta kepada ormas di Kota Semarang untuk turut serta berperan aktif membantu pemerintah mengatasi persoalan intoleransi di Kota Semarang.” terang Joko Hartono.

Pos terkait

Tidak ada produk.