Sambut Bulan Suci Ramadhan, Stafsus BPIP : Mari Refleksikan Aktualisasi Pancasila dalam Kerukunan Umat Beragama

Jakarta – Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonious Benny Susetyo menyatakan mari menyambut ramadhan sebagai refleksi aktualisasi Pancasila dalam kerukunan umat beragama.hal itu beliau nyatakan dalam dialog tipping di omah Joglo dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw di Jogja (22/3).

Dalam dialog pembuka Antonious Benny menyatakan bahwa silaturahmi menjelang ramadhan memang sudah diwariskan sejak era gusdur dan Romo Mangun dan ulama lain sejak dahulu.

Bacaan Lainnya

“Saya tiap tahun menjelang ramadhan telah melakukan kunjungan ke almarhum kyai Hasim musyadi dari dahulu.Ziarah itu merupakan tradisi luhur masa kini dan merupakan salah satu tradisi umat beragama indonesia,”ujar Benny.

Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa Ramadhan membuat kita rindu kampung halaman dan rindu kawan lama. Hal ini bukan merupakan sukacita umat muslim saja tetapi dirayakan juga oleh umat beragama lain di indonesia.

“Hal tersebut merupakan refleksi dari nilai Pancasila yang digali Bung Karno yang diambil dari masyarakat indonesia.Bukti Pancasila ada sejak dahulu yaitu dibuktikan masyarakat Hindu dan Budha hidup rukun dimana aliran perbedaan itu bisa hidup rukun itu cuma hadir di Indonesia,” tegas Benny.

Melalui dialog kemarin Benny menyatakan bahwa Pancasila itu adalah bentuk demokrasi dimana semua adat istiadat umat beragama itu dihargai.Dalam dialog dan tanya jawab dengan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw ada pembahasan mengenai fenomena radikalisme dan terorisme sertq bagaimana Pancasila menghadapi tantangan seperti itu.Sedangkan Benny menjawab bahwa Semua orang itu dasarnya adalah radikal.namun menjadi masalah jika memasukkan paham isme yang menganggap dirinya yang paling benar yang lain salah.

“Ini yang menjadi masalah, persoalan kita mengenai radikalisme adalah bagian dari manipulasi agama untuk politik ekonomi. Jika kita belajar agama tanpa ada gurunya, jika gurunya salah maka inilah yg bakal terjadi.kerap kali malah menggunakan orang yang tidak paham agama untuk alat provokasi akhirnya kehilangan nurani. Kita tidak boleh menjadi yang namanya fanatik dalam satu agama,disitulah pentingnya ulama dan tokoh agama menyatukan dan memberikan suasana sejuk dalam kehidupan beragama.” tandas Benny.

Lebih lanjut Benny menjelaskan bahwa Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu berupaya mengembalikan pendidikan Pancasila dengan mengumpulkan banyak penulis untuk membuat materi Pancasila. Dalam berkumpul nya penulis itu telah terjadi kesepakatan dan kesepahaman bahwa menjadikan pendidikan Pancasila sebagai pendidikan karakter adalah mutlak Selain itu Badan Pembinaan Ideologi Pancasila juga akan mewujudkan pokok ekonomi pro rakyat kecil dengan ekonomi Pancasila.

“Semua masyarakat Indonesia dari ujung barat ke timur harus merasakan perputaran ekonomi dan pembangunan ekonomi sehingga mereka tidak tertinggal. Hal itu dapat terwujud jika Pancasila hadir sebagai Ideologi kerja yang menjadi prinsip bagaimana masyarakat bisa memenuhi kebutuhan dengan pikirannya sendiri,” ujar Benny.

Menjawab pertanyaan lain tentang apakah Pancasila minus keteladanan, Benny mengatakan bahwa Di BPIP ada ikon Pancasila yang menjadi role model supaya masyarakat bisa lgsung melihat teladan mereka dalam mengaplikasikan Pancasila.

“Pancasila itu adalah rasa. Dalam ikon Pancasila itu bisa dilihat karena mereka mewujudkan dalam prestasi.Saat ini kita harus menggunakan ruang digital seperti Tiktok sebagai media milenial menyuarakan Pancasila. Kita butuh bersama memiliki kesadaran bahwa Pancasila itu indah. Pancasila adalah kerja bersama,pembudayaan itu butuh waktu dan kebiasaan yang ditanamkan dalam keluarga.keluarga kecil itu penting, besar juga penting.Kita harus meluruskan agar tidak terjadi kebohongan.jika itu menyesatkan maka akan merusak,” tandas Benny.

Dalam pernyataan penutupnya Benny menjelaskan bahwa kita sedang melawan virus hoax dan perlu vaksin ideologi supaya punya imun dari penyakit pemecah belah bangsa. Vaksin menjadi kebutuhan yang rata dan semua warga Indonesia harus memiliki karena dengan vaksin ideologi kita mempunyai imunitas untuk selalu bersatu tanpa terpecah belah.

Pos terkait