Forum Mahasiswa Kutai Nilai IKN Untuk Hapus Stigma Jawa Sentris

Aswrinda Hidayat
Aswrinda Hidayat.

Redaksikota.com – Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) ke wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi langkah yang baik dan positif bagi kemajuan kearifan budaya lokal Kutai, agar semakin dikenal luas. Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Forum Mahasiswa Kutai Kertanegara, Aswrinda Hidayat.

Ia menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh pembangunan megaproyek Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Tanah Borneo itu. Bahkan dia berharap pembangunan itu dapat terus berlangsung hingga pemerintahan resmi pindah ke wilayah Sepaku, Kaltim.

Bacaan Lainnya

“Saya selaku pegiat yang aktif juga di Dewan Bahasa dan Sastra Kutai Kartanegara, tetap berkeinginan dan mengapresiasi positif agar pembangunan IKN Nusantara terus dilanjutkan,” kata Aswrinda kepada wartawan, Selasa (22/2).

Dia memandang, kehadiran IKN di Kalimantan berpengaruh besar terhadap pemerataan pembangunan di Indonesia, dengan wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

“Dengan megaproyek IKN tersebut, faktanya pembangunan di Indonesia tidak lagi Jawa Sentris, melainkan telah bergeser dan fokus ke kawasan Indonesia tengah dan timur. Jika IKN masih dipandang hanya sebatas isu, ini perlu diluruskan, karena pembangunan infrastruktur semakin masif di wilayah inti dan pendukung IKN,” tegasnya.

Di sisi lain, Aswrinda juga memandang keberadaan bahasa lokal Kutai diyakini akan tetap eksis di tengah pembangunan IKN, meskipun nantinya sebagian wilayah Kaltim akan berdiri bangunan-bangunan yang sifatnya nasional.

“Seperti halnya, dialek Betawi yang dulunya tidak dikenal luas, setelah Jakarta menjadi IKN, dialeg Betawi menjadi bahasa gaul dan modern di kalangan anak muda sekarang. Hal ini juga diharapkan nantinya terjadi terhadap bahasa dan dialek Koetai Kartanegara, bakal terserap menjadi bahasa gaul atau kosa kata nasional,” jelasnya.

Selaku Penutur Bahasa Kutai, Aswrinda menegaskan pihaknya tengah gencar melakukan edukasi bahasa Kutai di kalangan anak muda. Edukasi tersebut dilakukan terhadap masyarakat agar terus menggunakan Bahasa Kutai sebagai bahasa sehari-hari.

“Sudah menjadi prinsip dasar, untuk terus memperjuangkan agar Bahasa Kutai tetap dibudayakan masyarakat, jangan sampai tergerus,” tegas dia.

Sebagaimana diketahui, Bahasa Kutai telah ditetapkan masuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dari mulai jenjang pendidikan PAUD hingga SMP. Pemerintah Daerah juga terus mengupayakan agar sampai juga ke jenjang pendidikan SMA.

Menurut Aswrinda, hal tersebut merupakan langkah yang tepat. Sebab dengan mewajibkan sekolah mengutamakan bahasa daerah, membuat keragaman bahasa akan tetap terjaga.

“Dalam pembangunan IKN harus diperhatikan kebudayaan masyarakat dengan kearifan lokal, yang akan bersentuhan dengan budaya modern,” pungkasnya.

Pos terkait