REDAKSIKOTA.COM, BEKASI – Perjalanan hidup Isomudin H. Madinah menjadi inspirasi untuk mereka yang mau bekerja dan tekad merubah jalan hidup. Kuncinya, doa, ikhtiar dan kepercayaan terhadap orang lain.
Merintis karir dari pemborong, merambah beternak hewan kambing, hingga menjadi juragan pengeboran sumur sudah pernah dilakoni.
Baginya, pekerjaan apapun jika dikerjakan dengan semangat, ikhtiar dan doa, akan menjadi berkah. Konsisten, mau kerja keras, pantang mengeluh, dan yakin, itu menjadi bekal hidup Isomudin.
“Saya bekerja dengan hati. Menjaga silaturahim dengan siapapun. Bagi saya, perjalanan hidup, merintis usaha hingga sampai saat dititik ini adalah sebuah anugerah yang musti disyukuri,” ucap Isomuddin saat berbincang di Kampung Pengarengan, Kaliabang Tengah, Bekasi beberapa waktu lalu.
Kini, impian Isomudin tidak muluk-muluk. Ia ingin mengabdikan dirinya di masyarakat. bermanfaat untuk sesama. Sebab, secara perekonomian dirinya sudah cukup.
“Kedepannya, ingin berkontribusi untuk lingkungan tempat kelahiran saya. Membangun lingkungan, sehingga warga nyaman dan aman. Berbekal pengalaman di luar, berbaur dengan elemen masyarakat. Saya kira sudah waktunya bangun kampung,” tegas Isomudin.
Ia melihat lingkungan tempat tinggalnya perlu berubah maju lebih baik lagi. Dari segi pola pikir, kemandirian ekonomi dan segala sektor kehidupan. Sehingga wilayahnya bisa kompetitif dalam segala hal dan siap menghadapi tantangan zaman.
“Kemandirian, manusia jika sudah mandiri dari segi ekonomi, hidupnya tenang. Ketenangan butuh kenyamanan, sebab itu perlu adanya kemanan dalam lingkungan. Jika sudah nyaman, maka perlu adanya pelayanan publik yang mudah dan transparan,” ujar Isomudin.
Ia tidak ingin ide dan harapan tersebut bukan hanya sebatas angan-angan. Sebab itu jika dirinya dibutuhkan masyarakat, Ia siap memimpin, dan menjalankan cita-citanya membangun lingkungan sesuai konsep yang dicanangkan.
“Jika masyarakat memberikan amanah. Langkah pertama, saya benahi lingkungan. Mulai dari kebersihan saluran air, menata tata ruang dan merampungkan wadah (tempat) berupa berupa kesekretariatan Rukun Warga,” ucap Ayah tiga anak ini.
Dari segi sosial, Ia berharap bisa turun langsung melihat dan mendengar harapan warga secara utuh. Sebab dengan begitu, bisa lebih dekat dengan masyarakat.
“Kita rangkul semua elemen masyarakat yang ada di lingkungan. Bersama-sama bangun kampung. Solusi yang saya, dengan menyediakan layanan call center 24 jam. Sehingga warga bisa melapor kapan saja,” imbau Isomudin.
Isomuddin terlahir dari keluarga religius. Sang Ayah seorang ustadz di lingkungan tempat Ia tinggal. Sebab itu, dirinya juga turut aktif di kegiatan keagamaan. Semisal, kegiatan taklim pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya.
“Kampung kita ini terkenal dengan tokoh almarhum guru Muhammad Alwi, almarhum Guru Ubaidillah, Guru H. Syarwani, Guru H. Jayani, Ustadz H. Marhusin, Ustadz Husni Mubarok, Ustadz Ahmad Tahufiq, ada juga tokoh masyarakat, Haji Rosyidi, dan para sesepuh lainnya. Kita akan bersinergi dalam membangun masyarakat,” Kata Isomudin.
Selain itu, sambung Isom, anak muda di Kampung Pengarengan musti dirangkul, didengar dan dibimbing. Mereka adalah “aset” masa depan perubahan.
“Anak muda juga kita rangkul, berbaur, mendengar aspirasi kalangan muda juga penting. Jadi, antara yang tua dan muda tidak ada sekat. Saling menghargai dan saling menghormati. Insyaallah, kampung Pengarengan bisa maju dengan segala bidang,” paparnya.
Ia tidak mau terjebak pada pencitraan. Jadi diri sendiri itu lebih berarti, daripada harus menjadi orang lain, pada akhirnya mengecewakan manusia.
“Biar orang bicara apa saja tentang kita, fokus bekerja, fokus dengan tujuan. Nanti masyarakat yang menilai,” ucap Isomudin.
Baginya, kebermanfaatan dan nilai kebaikan menjadi penting dalam fase hidup. Sesuai falsafah, sebaik-baik manusia, mereka yang bermanfaat untuk orang lain.
“Doa dan harapan saya bisa menebar kebaikan. Mengabdikan diri untuk masyarakat. Bekerja dengan ikhlas, fokus dengan niat membangun kampung,” ujar Isom.