Buntut Manuver Politik Surya Paloh, NasDem Menang Tiga Poin

JAKARTA – Pengamat Politik dari UPH, Emrus Sihombing mencermati manuver politik Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh mengunjungi sejumlah elit politik termasuk dengan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Partai Nasdem masih terlalu dini untuk bermanuver.

“Manuver itu seharusnya dilakukan oleh pesawat yang terbang tinggi. Jika pesawat masih terbang rendah lalu melakukan manuver itu akan sangat membahayakan,” ujar Emrus Sihombing dalam acara diskusi akhir pekan Titik Temu Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) di Jakarta, Sabtu, 4 Februari 2022.

Bacaan Lainnya

Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ada kesepakatan antara partai Nasdem dengan PKS maupun Partai Demokrat untuk mencalonkan Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

“Saya melihat belum ada kesepakatan dari PKS maupun Demokrat untuk mencalonkan Anies, namun keduanya telah mengumumkan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024,” katanya.

Dalam acara diskusi yang disiarkan langsung melalui live streaming Radio RKN dan direlay oleh puluhan radio daerah tersebut, Emrus Sihombing mengingatkan bahwa politik di Indonesia tidak sangat pragmatis.

“Politik di Indonesia itu sangat pragmatis, bukan ideologis. Karenanya jika mereka mendukung belum tentu juga akan terus mencalonkan. Dalam politik itu sederhananya kan, saya melakukan apa maka saya dapat apa?,” ungkapnya.

Ia juga melihat Partai Nasdem seperti terbuai dengan keberhasilan pemilu 2019 lalu saat mereka mencalonkan Joko Widodo sebelum PDI Perjuangan melakukan deklarasi. Sehingga, kata dia, Partai Nasdem tampak terlalu proaktif atas pengalaman tersebut.

“Nasdem itu terlalu proaktif, padahal fenomena pengambilan keputusan yang sama persis tidak dapat dilakukan lagi pada waktu yang berbeda,” tegasnya.

Sementara itu terkait dengan pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Surya Paloh, Emrus Sihombing juga berpendapat ada hal yang kurang menyenangkan. Menurut dia, hal itu dapat terlihat dari informasi mengenai pertemuan tersebut tidak segera diumumkan kepada publik.

“Ini indikasinya sangat jelas. Jika ada hal yang menyenangkan, pasti akan langsung saat itu juga melakukan jumpa pers dan mengumumkan perihal perihal pertemuan tersebut. Tapi yang terjadi kan tidak langsung diumumkan, bahkan ada selang hingga satu hari setelah pertemuan,” paparnya.

Jika memang pertemuan tersebut bersifat internal dan memang bukan untuk konsumsi publik, lanjut Emrus Sihombing, tapi akhirnya diumumkan juga kepada publik.

Meski demikian pendapat lain juga disampaikan oleh Pengamat Politik yang juga Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Ia menilai manuver politik Surya Paloh telah berhasil memposisikan Partai NasDem dalam posisi menang untuk saat ini.

Bahkan, dalam diskusi yang dipandu oleh Host Sebastian Salang tersebut, Ray Rangkuti menilai, manuver Politik Surya Paloh sengaja dilakukan untuk menguatkan posisi Anies Baswedan sebagai Bakal Calon Presiden yang diusung oleh Partai NasDem.

“Secara moral dan politik akan sangat sulit bagi NasDem untuk meninggalkan begitu saja Anies Baswedan. Karena pertama dari semua partai politik, mereka yang pertama kali menemukan calon presiden,” tegas Ray Rangkuti.
Karenanya, pertemuan Surya Paloh dengan Presiden, kata Ray Rangkuti, juga tidak lantas menurunkan tensi Partai Nasdem untuk mendukung Anies Baswedan.

Jika NasDem mundur dari pencalonan Anies, kata Ray Rangkuti maka akan berisiko besar sekali. Karenanya Nasdem akan tetap mengusung Anies, sekalipun elektabilitas tidak terlalu signifikan naiknya.

Sedangkan terkait dengan manuver politik Surya Paloh terhadap sejumlah elit politik, ray Rangkuti mengatakan, NasDem untuk sementara telah memenangkan perseteruannya dengan Presiden Joko Widodo.

“Jika diibaratkan pertandingan Sepakbola, Partai Nasdem saat ini unggul dewngan skor 3 poin, buntut manuver politik Surya Paloh yang mengunjungi Presiden Joko Widodo dan Partai Politik Lainnya di Koalisi Gerindra – PKB dan Indonesia Bersatu,” katanya.

Manuver politik Surya Paloh tersebut, lajut Ray Rangkuti, salah satunya telah berhasil membatalkan rencana resufle yang santer disebut-sebut akan dilaksanakan pada Rabu atau yang dikenal dengan istilah Rabu Pon.
“Saya melihat pertemuan antara pak Jokowi dengan Pak Surya Paloh dilakukan dalam rangka melaksanakan reformulasi dan negosiasi Kabinet,” ungkapnya.

Hal lain yang menguntungkan Partau Nasdem, kata Ray Rangkuti, manuver Surya Paloh telah berhasil menggerakan Partai Demokrat dan PKS untuk mendlarasikan dukungan terhadap Anies Baswedan.

Pertemuan Surya Paloh dengan Presiden juga tidak lantas meredam serangan-serangan NasDem atau pendukung Anies terhadap pemerintah. Hal itu membuktikan bahwa Nasdem masih berada di posisi yang berbeda dengan pemerintah.

“Salah satu serangan yang gendar adalah dengan adanya dugaan aparat negara yang dalam hal ini adalah pemerintah sedang menjegal pencalonan Anies terkait dengan izin dan lain-lain, sebagian lainnya dari para pendukung Anies menyebut ada semacam upaya teror,” pungkasnya.

Pos terkait