Redaksikota.Com – Koordinator bidang Kebudayaan Dewan Adat Kutai Kabupaten Kutai Kartanegara, Muhammad Junaidi memandang bahwa Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memiliki dampak yang positif bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
Salah satu efeknya adalah kemajuan sektor pariwisata di wilayah pulau Borneo itu.
“Kami melihat bahwa masyarakat wilayah sekitar IKN, kondisi ekonomi masyarakatnya pasti akan ikut terkontraksi untuk berkembang maju, termasuk wisata budaya dari kearifan lokal karena terdampak positif dalam bidang pertumbuhan ekonomi sebagai akibat pembangunan IKN yang sedang berlangsung saat ini,” kata Junaidi di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Selasa (24/1).
Oleh sebab itu, ia pun memandang bahwa keberadaan IKN Nusantara harus disikapi dengan positif. Yakni menjadikannya sebagai peluang untuk membuat ekonomi lokal bisa semakin maju dan bersaing.
“Kiranya yang perlu dilakukan oleh masyarakat Kukar adalah bagaimana menumbuhkan potensi ekonomi yang ada di masyarakat saat ini, seperti pengelolaan hasil tambang, pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan, kebudayaan menjadi lebih bernilai dan berdaya guna, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Secara pribadi, ia mewakili teman-teman pemuda di Kukar merasa sangat optimis melihat pembangunan IKN yang sedang berlangsung saat ini. Sehingga ia pun mendorong agar masyarakat lokal bisa ikut andil dalam pembangunan IKN Nusantara. Jangan sampai masyarakat lokal malah sekedar menjadi penonton.
“Ini adalah sesuatu yang perlu kita ikut andil di dalamnya dan berperan serta dalam pembangunannya,” tandasnya.
Lebih lanjut, penggerak Pemuda Katang Taruna Kutai Kartanegara itu melihat bahwa potensi masuknya banyak investor baik lokal maupun mancanegara sangat tinggi. Lagi-lagi, Junaidi memandangnya sebagai peluang besar.
“Adanya IKN di Kaltim, para investor luar sudah mulai berdatangan mencari peluang bisnis untuk dikembangkan, oleh sebab itu, masyarakat lokal harus cepat tanggap dan bisa bermitra secara baik, serta memiliki daya tawar yang saling menguntungkan dengan investor luar,” ucapnya.
Apalagi menurutnya, para investor itu sudah mempelajari dan melihat peluang besarnya ekonomi di Kalimantan Timur, baik di Kabupaten Kutai Kartanegara maupun Kabupaten Penajam Paser Utara. Dengan kondisi ini, jangan sampai masyarakat lokal malah terlihat tidak memperhatikan atau buta terhadap sesuatu yang memang menjadi potensi ekonomi besar.
“Jangan sekedar menjual aset tanah kita kepada para investor, karena ini merupakan bagian dari persaingan bisnis yang harus kita tangkap di zaman sekarang,” sambungnya.
Perkuat Literasi
Kemudian, Junaidi yang juga Koordinator Bidang Bahasa Gerakan Literasi Kabupaten Kukar ini memandang bahwa penguatan literasi bagi masyarakat lokal juga tak kalah penting.
Khususnya bagi generasi muda. Ia ingin mereka semakin aktif belajar demi menyambut peluang besar dari keberadaan IKN Nusantara di Kaltim.
Apalagi diterangkan Junaidi, bahwa di wilayah Kukar ini selain potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup bisa dikembangkan, sesungguhnya di sektor kebudayaan juga bisa dioptimalkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Contohnya di daerah hulu sungai Mahakam, masih banyak budaya warga lokal yang murni dan belum tersentuh dengan adanya budaya-budaya luar, seperti di daerah Gedang Ipil Kabupaten Kukar yang memiliki kebudayaan kental adat asli atau adat lawas dengan ritual keagamaannya dan upacara adat.
“Ini sangat ikonik sehingga bisa dikelola sebagai wisata kebudayaan,” papar Junaidi.
Oleh sebab itu pula, peluang demi peluang ini diharapkan tidak diabaikan oleh masyarakat lokal khususnya generasi muda di tanah Borneo.
“Generasi muda Kutai di Kukar yang saat ini aktif di komunitas Literasi Kutai, agar cepat tanggap dan melek, terbuka wawasannya terhadap dinamika yang berkembang saat ini, khususnya potensi peluang usaha yang sangat besar dengan dipindahkannya IKN dari Jakarta ke wilayah Kaltim,” pungkas Junaidi.