Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring menegaskan bahwa tiga tukang ojek yang tewas dibantai KKB di Pegunungan Bintang, Papua bukanlah anggota intelijen dari TNI melainkan masyarakat sipil.
Hal tersebut dikatakan Brigjen J.O Sembiring menyusul klaim KKB Pimpinan Nason Mimin yang dilaporkan membunuh tukang ojek dengan dalih sebagai intel Pemerintah Indonesia, Senin (5/12).
Danrem yang akrib disapa Bang Jo itu, mengkonfirmasi jumlah korban tewas ada 3 orang itu masing-masing La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).
“Mereka adalah warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek,” ujar Bang Jo dalam keterangannya, Selasa (13/12)..
“Jadi tidak benar kalau mereka (KKB) menyebut para korban adalah aparat intelijen. Mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi,” terangnya.
Bang JO menuding, pembunuhan yang dilakukan secara biadab ini adalah pekerjaan teroris yang tindakannya tidak dibenarkan oleh agama mana pun.
“Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji untuk menebar ketakutan di masyarakat, ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan,” tuturnya.
Bang JO juga menyatakan, KKB telah memfitnah tukang ojek tersebut sebagai personel intelijen dengan cara sengaja menyelipkan senjata jenis pistol kepada korban.
“KKB telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban,” katanya.
“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KKB untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tandasnya.