Malang – Aremania berencana akan menggelar aksi konvoi hitam pada Kamis 8 Desember 2022. Aksi yang bertitik kumpul di Gajayana itu mengancam akan lumpuhkan lalu lintas Malang 135 menit dengan menuntut keadilan tragedi Kanjuruhan.
Merespons hal tersebut, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar pun menghimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tetap menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.
“Serahkan penanganan kasus Kanjuruhan Malang terhadap aparat pemerintah yang telah serius menangani kasus tersebut. Apalagi sudah mendapatkan atensi dari Presiden melalui Menkopolhumam Mahfud MD,” tegasnya, hari ini.
Hal senada juga dilontarkan, aktivis Corong Rakyat Hasan agar Aremania mengurungkan niatnya terkait rencana aksi yang bisa mengganggu aktivitas pengguna jalan tersebut.
“Macet dimana-mana, sangat kontraproduktif aksinya. Bagaimana jika ada masyarakat ada yang sakit, buru-buru harus dibawa ke Rumah Sakit. Ada beberapa kasus kemacetan, yang terjebak macet tiba-tiba meninggal. Resiko terbesar harus dipikirkan,” ungkap Hasan.
Dia pun mengimbau kepada Aremania pada saat aksi tersebut untuk menghormati pengguna jalan dan tidak membuat gangguan Kamtibmas.
“Silahkan sampaikan aspirasi tapi utamakan juga ketertiban dan keselamatan masyarakat lainnya,” katanya lagi.
Kata Hasan, menyuarakan aspirasi itu adalah hal yang sangat bagus dan dilindungi Undang-Undang.
“Namun mari kita laksanakan, mari kita berteriak untuk mengedepankan saling harga menghargai,” ucapnya.
Kendati demikian ia berharap, semoga perjuangan Aremania senantiasa mendapatkan responsif dari Pemerintah sehingga keadilan bisa didapatkan dalam tragedi Kanjuruhan.
Namun, jika aksi tersebut berujung untuk mencari keributan dan membuat situasi gaduh juga rusuh, maka sudah saatnya aparat keamanan untuk bertindak. Dia tidak ingin gerakan aksi tersebut ada orang dibelakang layar untuk memanfaatkan situasi.
“Jika benar demikian, kami tidak segan-segan untuk minta aparat keamanan seret aktor intelektual yang sengaja bikin aksi Malang jadi lumpuh,” pungkasnya.