FORMAPPI Terkait P20 – G20, Dorong Kebijakan Legislasi untuk Mengentaskan Kemiskinan

Tanggal 5-7 Oktober 2022 mendatang, DPR RI akan disibukkan dengan pertemuan parlemen-parlemen Negara G20 beserta utusan parlemen negara lain yang diundang secara khusus.

Terkait dengan penyelenggaraan pertemuan P20 tersebut, DPR RI nampak sudah melakukan berbagai persiapan, mulai dari persiapan teknis protokoler hingga persiapan substansi pertemuan.

Bacaan Lainnya

Peneliti FORMAPPI, Lucius Karus merespon P20 – G20 sebagai panggung dunia untuk mencari solusi internasional, sehingga FORMAPPI turut memberikan sumbangsih masukan kepada parlemen dalam hal ini DPR RI. Pertama, terkait persoalan SDG’s Pertemuan P20 – G20 diharapkan bisa membuat pemetaan bagaimana mengentaskan kemiskinan dan kelaparan yang disebabkan oleh berbagai alasan. Sumbangsih parlemen sebagai pembuat regulasi juga harus bisa ditunjukkan dengan menginisiasi kebijakan legislasi yang tepat sebagai instrumen dasar program pengentasan kemiskinan.

Kedua, Green Economy pertemuan P20 diharapkan bisa menjadi momentum untuk membangun kesepahaman terkait kebijakan green economy melalui program-program nyata yang bisa menekan kerusakan lingkungan hidup.

“Insiatif DPR RI mempromosikan penggunaan mobil listrik jangan berhenti hanya sebagai sebuah show, tetapi benar-benar menjadi bukti keseriusan DPR menekan kerusakan lingkungan yang banyak disumbang oleh penggunaan berlebihan energi lama,” ucap Lucius Karus.

Ketiga, Masalah demokrasi dan Kesetaraan Gender harus diarahkan pada inisiatif kebijakan yang mengedepankan partisipasi masyarakat dan penyediaan ruang bagi perempuan untuk lebih banyak terlibat aktif dalam dunia politik.

Keempat, Korupsi, HAM dan Ketimpangan Ekonomi. Lucius menyampaikan bahwa tiga hal tersebut sangat mungkin disinggung pada isu demokrasi maupun substansi yang lain, tetapi mengingat krusialnya persoalan yang muncul di berbagai negara maka penting untuk menyediakan secara khusus waktu didalam jadwal P20-G20 yang sudah disiapkan itu untuk membicarakan persoalan-persoalan seperti korupsi, HAM, dan ketimpangan ekonomi.

FORMAPPI mengharapkan bisa memanfaatkan peluang P20 – G20 untuk menyerap praktek-praktek baik dari parlemen-parlemen lain untuk mendorong penguatan parlemen kita sendiri.

“Harus diakui bahwa kinerja parlemen sejauh ini memang belum cukup memuaskan karena itu menyerap pengalaman dari negara-negara lain mungkin bisa membantu,” lanjut Lucius Karus.

Lanjutnya, bahwa pertemuan P20 – G20 merupakan babak pembuka untuk perhelatan G20 tentu saja menjadi berkah tersendiri karena dengan begitu P20 – G20 bisa menyiapkan isu-isu strategis yang bisa disodorkan kepada forum P20-G20. Maka penting sekali bagi DPR RI untuk memastikan pertemuan P20 – G20 tidak hanya sekedar seremoni saja. Pertemuan harus mampu melahirkan berbagai rekomendasi yang bisa dijadikan bahan utama para pemimpin dunia dipertemuan G20.

“Yang jelas P20 – G20 adalah panggung raksasa yang bisa dimanfaatkan oleh DPR RI tak hanya demi citra baik dan ramah di mata tamu dari negara lain saja, panggung P20 -G20 harus juga menjadi momen bagi DPR RI untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa aspirasi rakyat juga menjadi energi bagi mereka untuk mencari solusi dari dunia internasional,” tutup Lucius.

Pos terkait