Benny Susetyo : Lewat Pendidikan Pancasila, Mengaktualisasikan Nilainya Dalam Tindakan

NTT – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyerukan bahwa Ende adalah rahim Pancasila, dan bahwa pemerintah saat ini sudah sangat serius melakukan proses pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam acara Simposium Nasional Dalam Rangka Perayaan 77 Tahun Hari Lahir Pancasila dan HUT III Gerakan Pembumian Pancasila dengan tema: “Pancasila Rumah Kita: Dari Ende untuk Indonesia”, hari Senin (30/05) di Hotel Flores Mandiri, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Benny, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa Ende menjadi saksi kebangkitan Soekarno dalam perjalanan politiknya di masa penjajahan Belanda.

Bacaan Lainnya

“Bung Hatta mengatakan bahwa saat Bung Karno dibuang ke Ende, dia mengalami perasaan sedih dan merasa dijauhkan dari masyarakat. Tetapi dari Ende, lewat gerakan dengan pater-pater, Soekarno bangkit, Soekarno tercerah. Sarana perpustakaan dari pater-pater Serikat Sabda Allah yang sekarang menjadi Serambi Soekarno, membuat Soekarno mendapatkan apa arti kemanusiaan, keadilan, ketuhanan, dan persatuan.”

“Lewat pater-pater tersebut, dia mendapatkan teman diskusi, menemukan proses berdialog, dan menemukan Pancasila sebagai tatanan budaya baru,” ujarnya.

Benny menyatakan ada cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menunjukkan cinta dan melestarikan warisan pemikiran ini.

“Pancasila harus menjadi habitus bangsa. Pancasila harus diimplementasikan kepada pendidikan. Maka, pada tanggal 1 Juni ini, Pak Jokowi akan menjadikan Pancasila menjadi pendidikan resmi dan utama untuk PAUD sampai Perguruan Tinggi ini.”

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun tidak lupa menyebutkan peran Ketua Dewan Pengarah, Megawati Soekarnoputri dan Buya Syafii Maarif, Alm.

“Ini juga usaha dari Ibu Megawati dan Buya. Mereka mengatakan Pancasila harus menjadi living dan working ideology. Living artinya sudah mendarah daging dalam diri kita. working ideology diwujudkan dalam sila ketiga dan kelima Pancasila. Kesejahteraan dan persatuan bangsa,” jelasnya.

Benny menambahkan bahwa pemerintahan Joko Widodo saat ini sedang berproses mengimplementasikan dan mewujudkan Pancasila sebagai working ideology tersebut.

“Lihat sekarang, pembangunan sudah tidak hanya daerah Jawa. NTT sekarang siap untuk menjadi tuan rumah Perayaan Hari Lahir Pancasila. Ada infrastruktur, waduk untuk menampung air. Itu semua terjadi di pemerintahan Pak Jokowi. Memang tidak semuanya memuaskan, tetapi dilaksanakan dengan rasa kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan,” tuturnya.

Benny pun menambahkan bahwa pendidikan Pancasila bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluar.

“Pancasila juga perlu diaktualisasikan dalam keluarga. Dongeng, pantun, permainan tradisional, itu semua harus dilakukan kembali. Pembumian Pancasila bukan hanya dari pendidikan formal, dan juga informal. Dan Pak Jokowi menyadari pentingnya pendidikan ini, lewat ditetapkannya pendidikan Pancasila lewat PP Nomor 4 Tahun 2022,” katanya.

Benny menutup paparannya dengan sebuah seruan kepada masyarakat Ende.

“Ende adalah kerahiman ibu pertiwi. Ende adalah bumi Pancasila. Marilah kita belajar tentang sejarah Soekarno dan Pancasila. Selamat memperingati hari 1 Juni, semoga Pancasila selalu berjaya di bumi pertiwi,” tutupnya.

Acara ini disambut dan dibuka oleh Wakil Bupati Kabupaten Ende Erikos Emanuel Rede, dan dihadiri oleh Ahmad Basarah (Wakil Ketua MPR RI) secara online, dan dihadiri langsung oleh La Nyalla Mattalitti (Ketua DPD RI), Angelo Wake Kako (Anggota DPD/MPR RI), Antonius D.R. Manurung selaku Ketua Umum DPP GPP, Gunawan Djayaputra (Bendahara Umum DPP GPP, serta Blasius Radja selaku Ketua DPD GPP NTT, dan dipandu oleh Yoh. M. Vianney.

La Nyala menyatakan bahwa Ende adalah rahim dimana Pancasila dikandung.

“Pancasila dilahirkan oleh Bung Karno; menggali dan mendapatkannya dari masyarakat Ende, jelas nilai luhur Pancasila ada di Ende,” katanya.

Pos terkait