Fokus Lawan Radikalisme & Intoleransi, Ketua FKUB Lampung Utara : Jaga Kerukunan Umat Beragama

Lampung – Mengantisipasi pemahaman radikalisme di tanah sang Bumi Ruwa Jurai, H. Sihul Ali (ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kab. Lampung Utara) menerangkan bahwa kerukunan umat beragama perlu kita jaga bersama. Bahaya paham radikal dan intoleransi adalah PR kita bersama.

“Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah, gesekan kemajemukan itulah yang harus dihindari dan disitulah peran akademisi dalam menangkal paham tersebut, penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda bagian terbesar dari penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.”, jelasnya.

Bacaan Lainnya

Baginya diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan nasional.

Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan memelihara kerukunan umat beragama guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera dan bersatu.

“Kerukunan umat beragama secara etimologis rukun dari bahasa Arab Rukun berarti asas atau dasar, tiga unsur kerukunan umat beragama pertama kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang maupun kelompok lain, kesediaan membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya dan kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kekhusyuan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya, jangan mencaci maki Tuhan yang orang lain sembah,” ungkap H. Sihul Ali selaku ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kab. Lampung Utara.

Menurut data Provinsi Lampung menjadi peringkat kedua tingkat radikalisme di Indonesia. FKUB sebagai penengah Islam rahmatan lil alamin dan jangan terbawa arus ekstrim serta mempertahankan sebagai Islam yang ahli Sunnah Wal Jamaah.

” Saat ini kita bercermin, bagaimana kondisi negara kita sekarang. Dalam berita survei dari Al Farah sebut banyak PNS terpengaruh ajaran yang sesat dan cenderung kepada aliran intoleran. Waspada radikalisme sudah masuk sekolah lewat ajaran guru.”, pungkasnya.

Pos terkait