JAKARTA, Redaksikota.com – Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol Ibnu Suhaendra menyampaikan apresiasi terhadap peluncuran buku “Berjalan Bersama Korban: Sejuta Jalan Hadirkan Keadilan” karya para mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia.
“Saya meyakini bahwa pelaksanaan kegiatan hari ini berkontribusi signifikan dalam upaya mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia,” kata Irjen Pol Ibnu dalam keynote speech-nya secara virtual, Senin (4/4).
Untuk diketahui, buku tersebut memuat 30 karya tulis para Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Departemen Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) berjudul “Berjalan Bersama Korban: Sejuta Jalan Hadirkan Keadilan”. Buku tersebut dikurasi oleh Khoirul Anam, editor di Gramedia Jakarta.
Irjen Pol. Ibnu Suhaendra yang turut menulis kata pengantar pada buku ini menyebut buku ini sangat penting sebab berisi banyak kajian dan analisis mendalam terkait penanganan kejahatan yang berfokus pada korban. Dia pun meminta buku ini dicetak lebih banyak untuk diberikan ke kolega dan seluruh staffnya di BNPT dan instansi terkait lainnya.
“Setidaknya untuk bahan bacaan bagi para anggota di BNPT sebagai upaya memperkaya literasi dan khasanah keilmuan di lingkungan lembaga negara yang fokus pada penanggulangan tindak pidana terorisme di Indonesia itu,” ujarnya.
Mantan Analis Kebijakan Utama Bidang Intelijen Densus 88 Anti Teror Mabes Polri tersebut berharap agar kalangan akademisi juga berperan aktif untuk berkontribusi terhadap pemerintah, khususnya lembaga keamanan nasional melalui sumbangsih ide, saran, dan gagasan yang konstruktif.
“Begitu juga untuk departemen kriminologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Indonesia, semoga tetap menjadi inspirasi dalam memberikan kontribusi akademis terhadap penegakan hukum yang berkeadilan di tanah air,” pungkas dia.
Kemudian, lulusan Akpol tahun 1993 tersebut mengatakan bahwa ia memiliki concern tersendiri terkait dengan persoalan kriminologi, apalagi dia merupakan salah satu perwira Polri yang banyak berkecimpung di bidang reserse sepanjang berdinas di korps Bhayangkara. Mulai dari kasus kejahatan biasa, narkotika dan sebagainya.
“Saya sebagai polisi yang bertugas pada bidang reserse saat itu langsung berhadapan dengan berbagai kejahatan, penyimpangan, dan pelanggaran,” ujarnya.
Karena itu, ia sangat familiar dengan situasi para korban dari kasus tindak kriminalitas yang ada. Maka dari itu, ia sangat mengapresiasi ketika para Mahasiswa memiliki concern yang sama dalam membedah berbagai kasus kriminalitas terutama dengan mengangkat sisi para korban.
Ditambah lagi, Irjen Pol Ibnu juga menceritakan bagaimana pengalamannya saat berkecimpung dengan Detasemen Khusus 88 Anti Teror. Banyak kasus terorisme pernah ia hadapi, termasuk yang sangat dahsyat adalah kasus bom Bali yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI), kemudian kasus-kasus terorisme lainnya di Poso, kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Jamaah Ansharud Daulah (JAD) dan sebagainya.
Dari berbagai kasus kriminalitas itulah, Irjen Pol Ibnu mengatakan bahwa korban selalu ada, dan bahkan mereka tidak hanya mengalami kerugian materi saja, tapi juga kerugian non materi lainnya.
“Korban menjadi unsur yang tidak terelakkan dalam setiap kejahatan yang kami tangani. Kami menyaksikan bagaimana seorang korban menderita secara material maupun non-material, secara fisik maupun psikologis,” imbuhnya.