Jakarta, Redaksikota.com – Sejumlah mahasiswa asal Papua yang mengatasnamakan diri Koalisi Mahasiswa Papua Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Kementerian Dalam Negeri.
Dalam aksinya, mereka menyatakan mendukung penuh keberlanjutan program otonomi khusus (Otsus) Papua yang dinilai memberikan sumbangsih aktif kepada masyarakat asli Papua.
“Kami dari Koalisi Mahasiswa Papua Bersatu di depan Kementrian Dalam Negeri menuntut kepada pemerintah pusat untuk melanjutkan Otsus Papua Jilid II,” kata koordinator aksi, Bilken Puarada, Kamis (19/11/2020).
Pun demikian, ia tetap mendorong agar pemerintah melalui perangkat hukumnya memberikan pengawasan dan penindakan tegas terhadap upaya penyelewengan dana Otsus tersebut.
“Bahwa pemerintah pusat harus tegas memberikan sanksi hukum kepada siapapun yang menyalahgunakan anggaran Otsus Papua,” ujarnya.
Pengawasan dan penindakan hukum kepada para penyeleweng dana Otsus ini diharapkan, dana-dana operasional yang digelontorkan negara tersebut bisa benar-benar sampai ke tangan rakyat di Indonesia Timur itu.
“Otsus harus diawasi oleh pemerintah pusat, sehingga anggaran Otsus bisa turun sampai ke masyarakat,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu orator, Rajid Patiran, ia menduga bahwa selama ini Majelis Rakyat Papua (MRP) seolah mengajukan masyarakat untuk menolak Otsus Papua Jilid II.
Padahal kata Rajid, program otsus itu sangat penting dan bisa memberikan kesejahteraan dan perlindungan bagi rakyat asli Papua, jika programnya benar-benar tepat sasaran.
“Padahal Papua sangat membutuhkan pembangunan, pendidikan dan kesehatan,” ungkap Rajid dengan nada kesal.
Di tengah-tengah aksi, perwakilan massa akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melakukan audiensi dengan pihak Kemendagri.
Mereka ditemui oleh Plt. Subdit Otsus Papua dan Papua Barat Kemendagri Nurdin didampingi oleh Staf Kasubdit Otsus Papua dan Papua Barat Ottow Awarawi.
Dalam kesempatan itu, pihak Kemendagri mengapresiasi kedatangan Mahasiswa Papua untuk memberikan masukan terhadap pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri.
“Aspirasi mahasiswa Papua akan kami jadikan sebagai pertimbangan dalam merumuskan Otsus Papua Jilid II,” kata Nurdin.
Kemudian, ia juga menyebut bahwa tujuan utama di dalam menjalankan program otonomi khusus Papua itu adalah bagaimana agar negara hadir di tengah-tengah masyarakat di Papua.
“Semua punya tujuan yang sama, yakni memberikan suatu kepastian dalam implementasi Otsus Papua Jilid II benar-benar langsung menyentuh ke masyarakat,” paparnya.
Dalam pertemuan ini, Ottow Awarawi yang merupakan selain Staf Kasubdit Papua dan Papua Barat Kemendagri juga adalah putra Papua itu mengajak kepada mahasiswa agar memanfaatkan kesempatan kuliah dengan baik ketika mendapat Beasiswa Pendidikan dari anggaran Otsus Papua.
“Saya ajak kalian mari kita sekolah dengan baik agar kelak kembali bisa membangun Papua,” tandasnya.
Perlu diketahui, bahwa aksi unjuk rasa Koalisi Mahasiswa Papua Bersatu itu diikuti oleh 70 orang. Mereka datang ke kantor Kemendagri di Jl Medan Merdeka Timur dengan cara jalan kaki alias long march dari depan gedung PT Pertamina. Aksi yang berlangsung selama 40 menit itu berlangsung dengan aman dan damai.